Rabu, 15 April 2009

SETUMPUK EMAS DIBALIK LAYAR

He..he..heh..
Kuawali tulisan ini dengan kekeh ketawaku.. ketawa yang menggambarkan sebuah rasa yang sukar diterka. Ketawa ini adalah ketawa kebahagiaan, ketawa ini adalah ketawa kelelahan, ketawa ini bukan ketawa keputus asaan, namun mungkin jika jujur ketawa ini juga mengarah kesana…
Namun Tuhan ternyata tidak membiarkan sebuah usaha yang telah mengalami masa-masa sulit, masa masa penuh keluh kesah, masa-masa penuh rintangan, berlalu begitu saja tanpa membawa sebuah perubahan. Lelah memang aku lihat anak-anakku yang kemarin ikut berjuang bersamaku… namun hal ini bukannya tanpa hasil dalam perkembangan pola pikir individu masing-masing anak buahku…
Ada segudang perubahan dikampungku, ada segudang prestasi dikampungku, dan ada segudang perkembangan dikampungku.


Inilah ceritanya…


“SANGGAR KREATIF”ANAK BUKIT HIJAU
Kampung Ngijo, Dusun Banyakan III, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul,Telepon (0274) 7863649YOGYAKARTA – INDONESIA,55792
“Sanggar Kreatif” Anak Bukit Hijau merupakan sebuah organisasi sosial yang berdiri pada tanggal 11 oktober 2007 di Yogyakarta. Kegiatan berfokus pada anak-anak dalam rangka menciptakan generasi yang siap menghadapi perkembangan jaman, dengan ilmu yang bermanfaat, penanaman kedisiplinan sejak dini, mentalitas yang bertanggung jawab,sopan-santun yang harmonis, serta keimanan yang kuat sebagai benteng pengendalian diri


LATAR BELAKANG BERDIRINYA SANGGAR KREATIF ANAK BUKIT HIJAU
Dipertengahan tahun 2007, dijanan-jalan menuju kampung ngijo, Marak sekali dengan perjudian dan mabuk-mabukan ditempat-tempat terbuka. Lambat laun perjudian merambah kawasan sekitar kampung ngijo. Para penjudi dan pemabuk secara terang-terangan berjudi dan mabuk dipinggir-pinggir jalan yang dilalui warga, termasuk anak-anak. Hal ini menjadi keprihatinan tersendiri, yang kemudian mendorong sekelompok anak muda dari kampung ngijo berinisiatif mengadakan kegiatan untuk mengantisipasi virus tersebut menular kepada anak-anak.


Kondisi awal anak-anak di “Sanggar Kreatif” Anak Bukit Hijau
Kurang pengetahuan dan sangat tertinggal
Beberapa anak tidak mau bergabung dengan teman-temannya apa lagi sama orang luar.
Culun dan sangat penakut


Kegiatan pertama yang dilakukan oleh pemuda-pemudi awalnya karena keterbatasan ruang maka pemuda-pemudi menggunakan ruang masjid. Hal ini tidak mendapat ijin dari warga. Kritikan dari warga membuat semua pendamping down, dan hanya tinggal satu orang yang mencoba berani menghadapi dan memberi semangat pada pemuda-pemudi tersebut untuk melanjutkan kegiatan yang sudah berlangsung. Kegiatanpun kemudian lakukan di salah satu rumah penduduk, dan dari sinilah kemudian tertuliskan pada dinding sebuah sanggar bernama:“” ANAK BUKIT HIJAU “”


Untuk menumbuhkan mental anak-anak, dan juga membiasakan anak-anak interaksi dengan orang luar maka kami mengundang teman-teman pendamping dari luar untuk mendampingi ataupun mengajak bermain anak-anak
Seiring waktu dan kegiatan yang rutin diadakan di sanggar, Warga mulai merasakan perubahan dan perkembangan mentalitas pada anaknya. Kegiatan yang dilakukan mulai mendapat apresiasi dari warga setempat, sehingga setiap mengadakan kegiatan selalu mendapat respon, baik dari anak-anak maupun dari warga masyarakat.
Dengan di dukung oleh Plan Yogyakarta, dan juga Rumah Pelangi Muntilan, pemuda-pemudi kampung Ngijo melanjutkan kegiatan yang sudah berjalan. Anak-anakpun antusias untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan, dan hampir setiap kegiatan pasti dipadati oleh anak-anak maupun para orang tua yang ingin melihat anaknya mengikuti kegiatan yang ada.
Sanggar Anak Bukit Hijau selalu aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan diluar, anak-anak serta pendampingnyapun mulai terbiasa dalam interaksi mereka dengan anak-anak dan juga pendamping dari luar pula.
Dalam setiap even, pelatihan atau kesempatan yang ada, sanggar selalu mengirimkan anak-anak maupun pendamping untuk mengikuti kegiatan yang ada. Alhasil baik itu anak-anak maupun pendamping semakin mengalami kemajuan baik itu pengalaman, maupun ilmu keorganisasian.

Sanggar Anak Bukit HIjau lebih dikenal dengan teater anak-anaknya.
Teater ABH biasa mengangkat tentang gambaran kehidupan masyarakat kampung yang masih sarat dengan adat dan budaya. Teater di tampilkan secara ringan dengan nuansa kepolosan kehidupan kampung.
Dari daya tarik teater inilah yang kemudian membuat Sanggar Anak Bukit Hijau, mulai banyak dikunjungi dan dikenal, tidak hanya dari kampung tetangga, bahkan pada bulan februari 2008 sempat dikunjungi oleh keluarga Mr. Piter dari Singapura untuk merayakan ulang tahun putrinya Catty.
Disamping itu Sanggar Anak Bukit Hijau, juga berusaha mengajak kampung-kampung lain untuk ikut peduli dengan peduli dengan kegiatan-kegiatan yang diperuntukkan bagi anak-anak.

Pada tanggal 23 maret 2008, sanggar Anak Bukit Hijau mengadakan acara pentas bersama dengan tema SELAKSA ASA (berjuta-juta harapan) kegiatan ini dimaksudkan untuk memberi ruang berekspresi bagi anak-anak dan juga untuk menumbuhkan semangat bagi para pemuda-pemudi kampung lain untuk juga menghidupkan kegiatan-kegiatan yang diperuntukkan bagi anak.
Dengan semakin berkembangnya SanggarABH, pola pikir para pendampingnyapun juga ikut berkembang. Dari situlah maka banyak lahir ide-ide kreatif untuk lebih bisa maju lagi dan bisa ikut membantu dan membangun kampung Ngijo yang berada di pelosok tanah air ini.
Mengingat banyaknya orang tua yang tidak mampu untuk membiayai anaknya untuk melanjutkan pendidikanya, maka Sanggar membuat program tabungan pendidikan untuk anak-anak dikampung Ngijo.
Disamping itu sanggar juga membuat program-program lain untuk kemajuan anak-anak maupun para pendampingnya


Di pertengahan tahun 2008, kegiatan sanggar mulai melebar dengan membentuk organisasi kepemudaan. Organisasi yang pada awalnya difasilitasi oleh Sanggar Anak Bukit Hijau ini, awalnya biasa-biasa saja. Tetapi selang 4 bulan berlalu organisasi kepemudaan ini mulai tumbuh semangat luar biasa dari para anggotanya yang kemudian membentuk mengembangkan organisasinya dengan menggali potensi yang sekiranya masih bisa di gali. Dan terbentuklah badan koperasi yang di beri nama Cipta Karya, dan juga membentuk badan Investasi.dari kegiatan tersebut diperkirakan di Tahun 2009 sudah mampu mengupulkan dana sekitar Rp.3.000.000, dan ini berarti ketika pemuda-pemudi atau warga masyarakat butuh uang untuk keperluan maka di sudah ada wadah yang bisa membantu meminjamkan uang kepada mereka.
Setelah organisasi pemuda-pemudi dirasa sudah kuat, dan apa yang di programkan jelas-jelas bermanfaat baik untuk anggota maupun warga masyarakat, maka Sanggar ABH kemudian berinisiatif untuk terjun kedalam program pemberdayaan masyarakat.
Program yang dilakukan oleh sanggar ABH bersama pemuda-pemudi diantaranya adalah jimpitan. Selain untuk melatih tanggung jawap pada pemuda-pemudi ataupun anak-anak program ini juga dimaksudkan untuk membantu warga masyarakat dalam menciptakan sumber daya sosial. Disamping itu Sanggar juga mencoba mendokumentasikan kesulitan air bersih warga kampung ngijo kedalam film. Hal ini diyakini akan lebih mempermudah warga masyarakat untuk mendapatkan bantuan air bersih, walaupun kenyataannya sampai saat ini belum tercapai.


Di dukung oleh Pokja TV komunitas dan yayasan Tifa, pembuatan film documenter tentang permasalahan utama kampung ngijo berhasil diroduksi oleh anak-anak Sanggar bersama Forum Komunikasi Sitimulyo.
Pembuatan film sendiri dilakukan dengan peralatan yang seadanya. Bulan desember film selesai diproduksi.

Bagaimanakah hasil dari film (Keterbukaan Informasi Publik) tentang permasalahan kampung ngijo ini???
Tunggu kisah selanjutnya diedisi berikutnya…

See you again…Produced by:“SANGGAR KREATIF” ANAK BUKIT HIJAU
Kampung Ngijo, Dusun Banyakan III, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul,
YOGYAKARTA – INDONESIA, 55792
Anakbukithijau.blogspot.com
anakngijo@yahoo.co.id
ABH @2008

Tidak ada komentar: