Senin, 30 Juni 2008

SEBUAH IMPIAN

GENERASI JAGOAN

Sanggar Kreatif” Anak bukit hijau adalah sebuah tempat / arena untuk anak yang berdiri atas dasar keprihatinan dari kerusakan mentalitas remaja akibat pengaruh budaya globalisme dan juga keprihatinan atas ketertinggalan sebuah kampung kecil yang terdapat disebuah kaki bukit yang berada dipelosok desa dipinggiran kota Yogyakarta.

Kegiatan yang diadakan adalah merupakan bentuk antisipasi sebelum anak menjadi remaja, sehingga mereka mempunyai kesiapan mental dan pengetahuan yang memadai guna menyongsong masa depan, dan tidak mudah terpengaruh hal-hal negatif disekitar mereka.

Sanggar Kreatif Anak Bukit Hijau dibangun dengan dasar keikhlasan tanpa dimasuki kepentingan-kepentingan politik apapun, siapapun, dan manapun. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada khususnya diperuntukkan bagi anak-anak serta para remaja di sekitar kampung ngijo. Disamping itu kegiatan-kegiatan yang dilakukan merupakan upaya penyadaran kepada masyarakat akan arti pentingnya mental yang sehat, serta ilmu pengetahuan yang memadai guna menyiapkan generasi yang siap menghadapi tantangan jaman.

GENERASI JAGOAN” inilah sebutan bagi anak-anak “SANGGAR KREATIF” ANAK BUKIT HIJAU yang baru kita siapkan. Generasi inilah yang merupakan impian dari “Sanggar Kreatif” Anak Bukit Hijau yang akan membawa kampung yang terbelakang menjadi kampung yang terdepan, kampung yang indah, kampung yang bersahaja, kampung yang ramah, kampung yang penuh dengan harapan, serta kampung yang menjadi penerang dari seluruh kampung didunia.

Generasi jagoan”,, naif mungkin ketika kita melihat kampung yang tersudut ini lahir anak-anak jagoan, anak-anak bermental baja, mental-mental teladan, anak-anak yang nggak kenal putus asa, anak-anak pemberani, anak-anak yang selalu siap menghadapi apapun halang-rintang yang ada didepan mereka, anak-anak yang akan menjadi pemimpin-pemimpin masa depan.

Generasi jagoan adalah impian, generasi jagoan adalah harapan, generasi jagoan adalah kenyataan

Semua berawal dari mimpi, dan sang pemimpi yakin, bahwa

dari satu akan tumbuh beribu-ribu”


*GENERASI JAGOAN

"SANGGAR KREATIF" ANAK BUKIT HIJAU*









Dari kami para pengelola “Sanggar Kreatif” Anak Bukit Hijau sangat berharap blog ini bisa menjadi sarana pengenalan Sanggar Kreatif” Anak Bukit Hijau, dan sebagai salah satu cara bagi kami untuk dapat berkomunikasi dengan pihak-pihak diluar diri kami, sudilah kiranya menyumbangkan saran-kritik, atau apapun yang bersifat membangun. Selain itu kami berharap Blog ini menjadi salah satu sarana berbagi rasa yang bertujuan untuk menambah kepekaan serta wawasan bersama.




………………………………………………………………………………………………


SANGGAR KREATIF” ANAK BUKIT HIJAU

Kampung Ngijo, Dusun Banyakan III, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul,

YOGYAKARTA – INDONESIA, 55792


Telp: (0274) 7863649
Email:
anakngijo@yahoo.co.id

http: anakbukithijau.blogspot.com


kontak person:

Tugiman

Email: ottom2free@yahoo.com


LINTAS BUDAYA DI KAMPUNG NGIJO

Merupakan acara Ulang Tahun Adik Cathy Dari Singapura. dia datang ke "Sanggar Kreatif" Anak Bukit Hijau bersama dengan kakaknya yang bernama Beth dan ayahnya Mr. Piter, Serta Ibu Rani Muerler.
























KAMPUNGKU SURGAKU

SANGGAR KREATIF” ANAK BUKIT HIJAU

Kampung Ngijo, Dusun Banyakan III, Desa Sitimulyo, Kec. Piyungan, Kab. Bantul,
YOGYAKARTA – INDONESIA, 55792

...........................................................................................................................................................................

"Sanggar Kreatif" Anak Bukit Hijau
berdiri pada tanggal 11 oktober 2007,
yang merupakan sanggar yang diperuntukkan
bagi anak-anak pada khususnya
serta masyarakat pada umumnya

"Sanggar Kreatif" Anak Bukit Hijau
terletak di kampung kecil yang di juluki kampung ngijo.
Kampung yang berada di area perbukitan
dengan
akses jalan yang berliku-liku,
menanjak,
dengan dihiasi pepohonan,
serta tumbuh-tumbuhan liar.
kami menyebutnya kampung sejuta pesona.




Jalan menuju bukit Ngijo

Pepohonan liar dikala musim penghujan

Kampung Ngijo dilihat dari atas

Bukit Ngijo dilihat dari arah utara



MONGGO SAMI PINARAK
WONTEN ING
"SANGGAR KREATIF" ANAK BUKIT HIJAU
(MARI PADA SINGGAH DI "SANGGAR KREATIF" ANAK BUKIT HIJAU)


.......................................................................................................................

SANGGAR KREATIF” ANAK BUKIT HIJAU
Kampung
Ngijo, Dusun Banyakan III, Desa Sitimulyo, Kec. Piyungan, Kab. Bantul,
YOGYAKARTA – INDONESIA, 55792

telp:(0274) 7863649

anakngijo@yahoo.co.id
anakbukithiju.blogspot.com


KENANGAN INDAH BERSAMA DEN BAGUSE NGARSO

PENTAS TEATER ANAK BUKIT HIJAU
DI ACARA SARASEHAN DAN HAJAT SENI
SITIMULYO 27 JANUARI 2008










Kenangan Bersama Den Baguse Ngarso



ANAK-ANAKE KI SENTHOT PADA TURUN GUNUNG UNTUK TAMPIL DIPENTASE SITIMULYO PIYUNGAN BANTUL YOGYAKARTA

Den bagus, deweke wedi weruh brengosmu "Den bagus, dia takut lihat kumismu"


He..he..he.... Ngijo--Ngijo....


Heh..heh..he.. ampuuu..n Denn... kulo pun sepuh.... (ampun den bagus saya sudah tua)





MENTAL-MENTAL TELADAN ANAK-ANAK NGIJO

LAPORAN KEGIATAN
PERINGATAN SURAN DI
PADHEPOKAN SENI TJIPTA BOEDAJA
TUTUP NGISOR MAGELANG




PENTAS TEATER

ANAK BUKIT HIJAU

(ABH)


SANGGAR KREATIF” ANAK BUKIT HIJAU

Kampung Ngijo, Dusun Banyakan III, Desa Sitimulyo, Kec. Piyungan, Kab. Bantul,

YOGYAKARTA – INDONESIA, 55792


KAMIS, 24 JANUARI 2008


-------------------------------------------------------------------------------------------------



KISAH ANAK-ANAK NGIJO

PENTAS PERDANA

**KEBERANIAN YANG LUAR BIASA**



KATA PENGANTAR

Hal-hal yang terjadi baru-baru ini banyak memberikan pelajaran yang buruk terhadap perkembangan anak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyak kita lihat dan temui di sekitar kita, anak muda yang secara terang-terangan mabuk-mabukan, berkata-kata kotor, maupun melakukan kegiatan yang kurang terpuji baik itu di hadapan anak maupun tidak. Hal ini membuktikan betapa mudahnya anak muda mengadopsi pengaruh dari luar. Disamping itu, hal ini membuktikan pula kerusakan mentalitas maupun keimanan anak-anak muda disekitar kita.

Disisi lain bentuk keprihatinan dari keadaan dan perkembangan jaman sekarang yang cenderung tidak mengenal kompromi dan semakin menggila, ternyata mampu menggugah hati dan perasaan. Melihat keceriaan anak seolah melihat harapan di masa depan, bayangkan jika anak-anak kita mempunyai kesiapan menghadapi perkembangan jaman, dengan mentalitas yang bertanggung jawab, sopan-santun yang harmonis, serta keimanan yang kuat sebagai benteng pengendalian diri, tentunya sanggat membahagiakan bagi kedua orang tua maupun masyarakat yang melingkupinya. Harapan ini menjadi dasar dari pembentukan “Sanggar Kreatifitas” Anak Bukit Hijau, dinama sanggar ini mempunyai visi pada perkembagan mentalitas anak, tingkah laku, dan penanaman keimanan sejak dini.

Seiring perkembagan jaman yang berdampak pula pada perubahan pola pikir manusia tentunya harus pula diimbangi dengan kegiatan-kegiatan ataupun wadah yang berfungsi sebagai penyaring, penyeimbang, bahkan sebagai penangkal efek negatif dari pengaruh perkembangan jaman yang seolah mendewakan tren modernisasi yang hal tersebut belum tentu baik untuk masa depan kita.

Anak adalah generasi harapan kita. Mereka merupakan keinginan dan harapan masa depan bagi orang tua, Bangsa, dan Negara. Sudah sepantasnya, sudah seharusnya, jika kita tanamkan didikan yang tepat buat mereka. Tentunya tidak ada ruginya jika kita berikan yang terbaik buat mereka. Dunia anak adalah dunia ceria, dunia bermain, dunia bercerita, dunia bergaya, maupun dunia penuh fantasi dari kerlap-kerlip hiasan inderawi. Maka dari itu kita sebagai generasi muda dan juga para orang tua, sudah seharusnyalah kita yang memahami dunia anak ini, dan haruslah kita juga berinisiatif memberikan ruang-ruang gerak sebagai sarana bermain, belajar, bercerita, bergaya, maupun berekspresi.

Sekilas tentang Suran di Tutup Ngisor.
Peringatan
suran merupakan kegiatan rutin yang diadakan Padhepokan Seni Tjipta Boedaja (yang terletak di Dusun Tutup Ngisor, Desa Sumber, Kecamatan Dukun) sebagai agenda tahunan. Dimana pada acara tersebut di tampilkan berbagai kesenian dari berbagai daerah. Dalam peringatan kali ini kami bersyukur bawasannya kami berkesempatan untuk melihat secara langsung kegiatan tersebut, sekaligus berkesempatan untuk menampilkan pentas teater ABH di sana.


kisah-kisah tak terlupakan

  1. 14-23 januari 2008

Dari H-10, anak-anak “Sanggar Kareatif”Anak Bukit Hijau, sibuk berlatih teater guna mempersiapkan pentas pada tanggal 24 januari 2008 di Padepokan Seni Tjipta Boedaja yang terletak di Dusun Tutup Ngisor, Desa Sumber, Kecamatan Dukun. Dusun ini terletak di lereng Merapi wilayah Kabupaten Magelang. Banyak sekali hal-hal menarik, lucu maupun menggemaskan, dari kejadian maupun perilaku anak-anak dari kegiatan latihan tersebut.



Anak-anak berlatih teater


    • Pada hari-hari awal anak-anak selalu saja ribut, baik itu rebutan kenthongan, selalu usil mengganggu temannya, ada yang kurang serius, bahkan selalu tertawa ketika di bilangin ada adegan begini-begitu.

    • Ketika hanya disediakan air minum satu ceret dan satu gelas, maka anak-anak harus mengantri untuk mendapatkan satu gelas air minun, eh… sudah susah-susah mengantri, bagian belakang nggak kebagian lagi…kacian..dech lo……

    • Mendekati hari H, ada anak yang terserang Demam Berdarah, terpaksa dech nggak bisa ikut pentas,, tapi yang menarik justru sang anak malah sembuh ketika hari H, tapi mau gimana lagi… lha wong pulang dari Rumah sakit sore, yang dah ketinggal dong sama teman-temannya, kitakan berangkatnya siang...

    • Momen yang tidak kalah menarik ketika sudah mendekati hari H, anak-anak disuruh Extion,, anak-anak kelihatan kurang semangat, dan loyo. Habis selesai adegan…, langsung saja pelatih dengan raut muka kecut, dan dengan intonasi keras…, JELEK,, JELEK!!!!...,APA INI., KALAU MAIN KALIAN KAYAK GINI, UDAH NGGAK USAH TAMPIL…., MEMALUKAN TAU NGGAK!!!, SAYA KAN SUDAH BILANG,,,, MAKSIMALKAN SUARA,,, MAKSIMALKAN KENTHONGAN,,,, BUKAN KAYAK GINI… LOYO.. UDAH ULANG LAGI…… , Anak-anak diemmm…, ha..ha..ha..(dalam batin aku tertawa), nggak tau kalau mereka aku kerjain, DAH EXTION!!!…., adeganpun spontan keras dan semangat. Selesai adegan terdengar ketawa pelatih… Ha..ha..ha…, bagus..bagus.., nah gitu besuk kalo pentas… tadi aku cuman bercanda.. ha..ha..ha…

    • H-1, anak-anak terlihat gembira sekali, karena seragam sudah dibelikan,, dan sorenya jam 16.00, anak-anak di pentaskan diluar kampung di halaman Bapak Dukuh untuk pemanasan sebelum mereka pentas di Muntilan.

  1. 24 januari 2008 (11.00-13.00)

Persiapan berangkat ke Tutup Ngisor, Muntilan.

    • Anak-anak Sanggar Kreatif ABH di Bantu para pendamping, sibuk memakai pakaian pentas, serta menyiapkan alat-alat serta perlengkapan yang di perlukan

    • Setelah selesai, sambil menunggu bus penjemput anak-anak melatih fokal, serta kenthongan yang di pandu oleh beberapa pendamping.

    • Sekitar jam 13.00 bus penjemput tiba, sebelum berangkat kami menyempatkan foto-foto bareng.


Kru teater ABH persiapan berangkat menuju padhepokan seni tjipta boedaja
  1. 13.00-15.00. WIB

Sekitar 2 jam kami berada di dalam bus dalam perjalanan menuju arena pentas di Tutup ngisor. Kami menggunakan 2 bus, untuk bus yang satu di gunakan oleh para pemuda-pemudi dari sitimulyo, piyungan; sedangkan untuk bus yang satunya di gunakan untuk kru dari anak-anak Sanggar Kreatif ABH yang mau pentas, beserta para pendampingnya.

  1. 15.00-19.30. WIB

Sekitar pukul 15.00 kami sampai di Tutup Ngisor. Di sana sudah ramai sekali para penonton yang sedang menikmati pentas demi pantas dari berbagai daerah yang di suguhkan para panitia.

Keadaan saat itu sedang turun hujan, kami harus berlarian untuk menuju rumah yang sudah di siapkan untuk rombongan agar tidak basah kehujanan. Para rombongan di persilahkan masuk oleh para panitia, namun karena keadaan yang sedikit basah sebagian rombongan lebih memilih istirahat sambil duduk-duduk di teras.

Tidak lama kemudian hujanpun reda, dan tidak lama kemudian rombonganpun sudah pada pergi sendiri-sendiri menikmati pentas maupun suasana kebersahajaan alam pedesaan di Tutup Ngisor. Tidak ketinggalan anak-anak dari Sanggarpun sudah pada pergi melihat pentas atu sekedar jalan-jalan sambil jajan. Terlihat ceria sekali anak-anak menikmati jajanan demi jajanan yang mereka beli.


Salah satu pentas di tutup ngisor.

  1. 9.30-22.30 WIB

Disaat inilah ketegangan anak-anak ABH bener-bener tampak. Mereka sudah selesai memakai pakaian dan juga make up. Dari tempat make up, anak-anak dan para pendampingnya menuju ruang tunggu di bagian belakang padhepokan seni Tjipta Boedaja yang sekaligus juga berfungsi sebagai ruang make up. Anak-anak sengaja kami lewatkan bagian depan panggung dari padhepokan, dan sedikit kami terangkan keadaan padhepokan dibagian mana mereka pentas, dari mana arah penenton, dan sebagainya. (kalau boleh jujur disaat-saat ini aku sendiri juga sangat tegang ketika melihat anak-anak didikku yang baru pertama kali pentas diluar kota, apalagi di hadapan orang banyak seperti ini,, bisa maksimal nggak ya???,bagus nggak ya???.)

Sesaat kemudian kami sudah sudah tiba ruang make up padhepokan seni Tjipta Boedaja di bagian belakang padhepokan. Saat itu kami sempat ngobrol-ngobrol ringan sebentar, yang kemudian hanya terdengar suaraku memotivasi anak-anak dan menerangkan sesi-sesi penampilan panggung. Tak lama kemudian panitia memberi tahu kalau sudah saatnya kami tampil. Kamipun segera turun, dan mengambil posisi masing-masing.

Tiraipun di buka…., terdengarlah kenthongan yang kemudian disambut dengan irama dari kreasi sejumlah kenthongan pula yang dipegang anak-anak. Adegan demi adegan kami lalui, tepuk tangan demi tepuk tangan pun terlewati, ketawapun tidak terelakkan dari penonton yang sangat fokus pada penampilan teater ABH.

Anak-anakpun turun dari panggung, “Bagus…Bagus…” sambil mengacungkan kedua jempol tangan, ucapan selamat dari sang sutradara membuat bangga anak-anak yang kelihatan sangat lega.

Kamipun kembali ke ruang make up padhepokan, dan kemudian mengambil peralatan yang kami tinggal dan dengan keceriaan yang tiada tara kami keluar menuruni tangga dan keluar kebagian depan padhepokan menikmati pentas demi pentas yang di suguhkan oleh seniman-seniman dari berbagai daerah.


Anak-anak ABH pentas di panggung padhepokan seni tjipta boedaja





  1. 22.30

Angin malam terasa makin dingin masuk ke pori-pori tubuh, tak terasa pula waktu telah larut membuai alam bawah sadar dari peluh-peluh inderawi. Kamipun harus segera pamit untuk pulang ke jogjakarta, untuk menyiapkan hari esuk.

Kami kembali ketempat kami berkumpul sebelumya dan menyiapkan barang-barang yang harus kami bawa pulang lagi. Anak-anak juga kelihatan sudah pada kecapekan.dan tidak berapa lama kamipun sudah selesai membenahi pakaian seragam serta alat-alat teater. Kamipun segera pamit untuk pulang ke jogja. Selesai berpamitan kami menuju ke parkir bus dan naik ke bus untuk melanjutkan perjalanan.

  1. 21.00

Sekitar pukul 21.00, bus mulai berangkat menuju jogja. Kelihatan sekali anak-anak pada kecapekan, namun masih tetap kelihatan ceria saat itu. Bus melaju dengan pelan menuruni jalan beraspal yang sudah kelihatan pada lobang-lobang karena rusak. Keadaan jalan juga sempit, yang mengharuskan bus berjalan pelan. Beberapa saat kemudian beberapa anak-anak ada yang sudah terlelap di dalam kursi bus.

  1. 21.30

Keadaan jalan saat itu licin karena hujan yang mengguyur tadi sore. Saat itu anak-anak sebagian besar sudah pada lelap karena kecapekan. Sedangkan para pendamping juga sebagian sudah setengah lelap karena kecapekan pula. Kedua bus berjalan sangat pelan karena ada dua buah truck pengangkut pasir yang bermuatan penuh berjalan pelan di depan kami. Selang beberapa saat bus pertama yang bermuatan supporter dari 10 titik muda-mudi sitimulyo berhasil menyalip dua buat truck yang bermuatan pasir tersebut. Giliran bus kedua, yang mengangkut anak-anak ABH dan para pendampingnya antri di belakang truck yang pelan berjalan. Sang sopir pun melihat celah untuk menyalip, dan akhirnya truck pertama berhasil di lewati, namun kelihatan sekali sopir bus kami kurang memperhatikan keselamatan penumpangnya, dia malah tancap gas untuk menyalip truck yang berikutnya, sedangkan keadaan jalan waktu itu jelas sekali saya lihat tidak memungkinkan untuk menyalip. Sang sopir malah nekat memelaju dengan kecepatan tinggi, YA ALLOH!!!!……, ACH!!!!….., MAMA!!!!….., ADUH GIMANA INI****,,,, Terdengar spontan teriakan kepanikan keras sekali terdengar didalam bus. TENANG-TENANG, ORA PO-PO ORA PO-PO, DO RASAH KESUSU,ALON-ALON WAE, LE METU GENTENAN (tenang-tenang, ngak apa-apa,ngak usah keburu-buru, pelan-pelan aja, keluarnya gentian), suara yang keras namun penuh dengan kedamaian ini saya ucapkan bersama teman-teman pendamping yang sekaligus sebagai dokumentator dan tata rias untuk menenangkan suasana. Semua berebut berlari menuju pintu keluar. Ya Alloh.. bus yang kami terguling keparit dipinggir jalan. Kami semua kesulitan untuk keluar dari bus karena keadaan bus yang sudah sangat miring karena ban yang sebelah terjebur ke parit di sisi kanan jalan.

Beberapa saat kami sudah turun semua dari bus. Kami berjalan ke belakang menuju ke depan rumah yang berada di pinggir jalan, untuk mencari ketenangan.Untung bus pertama mengetahui kejadian bus yang kami tumpangi. Dia berhenti jauh di depan, dan para penumpang berjalan menuju kearah kami. Pertanyaan silih berganti saat itu. Tapi semua selamat, nggak ada yang terluka, hanya beberapa anak terjadug, karena kemiringan bus.

Dari kesepakatan, kami anak-anak dan perempuan pulang duluan, dan yang laki-laki memunggu dan mengentaskan bus yang terguling. Aku sangat lega saat itu, karena anak-anak dan perempuan di ijinkan pulang duluan.

Gurauan demi gurauan antara empat orang pengamping ABH (Pono, Giman, Pengkit, Bang Yos), terdengar sangat mengundang tawa anak-anak dan para penumpang lainnya. Gurauan kami lakukan sepanjang perjalanan pulang, hal ini sengaja kami lakukan untuk mengembalikan trauma psikologis anak-anak dan para penumpang yang kebetulan juga sangat takut dari kejadian tersebut. Hal ini terbukti sangat manjur mengobati trauma anak-anak, terbukti mereka tertawa dan tidak membicarakan kejadian yang baru mereka alami barusan.

Tidak terbayangkan perasaan ku waktu itu, semua ini sangat telak memukul hati, perasaan dan terutama pikiranku. aku harus ngomong apa jika para orang tua anak bertanya tentang hal yang kami alami ini. Dan aku sempat kepikiran juga.., mungkin ABH akan berhenti dari sini, karena orang tua yang sudah tidak memperbolehkan anaknya berkegiatan dan pentas diluar kota. Hal ini membuatku sempat stress beberapa hari memikirkan antisipasi ptotes dari masyarakat.

  1. 22.45

Selang satu jam lebih sedikit kami tiba disanggar Kreatif ABH, aku sempat berpesan kepada para pendamping untuk ikut memetralkan keadaan dengan tidak membesar-besarkan kejadian tersebut. Turun dari bus, Pikiranku kacau saat itu, ketika aku melihat salah satu anak didikku ada yang menangis dipelukan ibunya, aku sempat bilang,”udah…udah… nggak apa..apa..”, habis itu aku menemui yang lain, dan ternyata yang lain tetap happy, dan mereka bukannya menceritakan bus yang terguling, namun menceritakan pentas mereka. Alhandulillah…. Aku agak tenang mendengar keceriaan anak-anak sudah kembali pulih.

Setelah anak-anak istirahat sebentar di sanggar, mereka kemudian pulang kerumah masing-masing dengan penjemput mereka.

THE END…..

..........................................................................



SANGGAR KREATIF” ANAK BUKIT HIJAU MEMPERSEMBAHKAN

TEATER ANAK BUKIT HIJAU (ABH)

Judul: NGLELIPUR ATI

Naskah: Tugiman

Sutradara: Tugiman

Kreasi musik Kenthongan

Pemain :

  1. Arif = Bapak

  2. Yulianti = Simbok

  3. Tri Nurman = anak ke-1

  4. Nurul = anak ke-2

  5. Endang = anak ke-3

  6. Marina = anak ke-4

  7. Parjilah = anak ke-5

  8. Nadip = anak ke-6

  9. Bowo = anak ke-7

  10. Wanto = anak ke-8 (cah nakal)

  11. Dwi Jananto = anak ke-9 (cah gembeng)

  12. Rismoni = anak ke-10

  13. Eka = anak ke-11

  14. Zuanti = anak ke-12

  15. Nina = anak ke-13

Konsultasi tehnik: Pak Rahmat, Pak Ndori, Om Gambir, Mas Desi


Ucapan terima kasih kepada:

  1. Pak guru & Bu guru (Pak Wal & Ibu Sum), Mbah pawiro, atas studio klasiknya

  2. Bapak Dukuh Banyakan III (Bpk Priyo B.B.)

  3. Mas Jumadi & Mbak Nanik atas motifasinya

  4. Mas Pono, Mas Pengkit, Bang Yos, dkk.

  5. Kru pembuat Kenthongan: Bakut, Edi, Suradi, Kocep, Sogiran, Triyono

  6. Muda-mudi ngijo

  7. Mas Gunawan & kawan-kawan Rumah Pelangi

  8. mas mail & Plan Indonesia yogyakarta

  9. Temen-temen

...........................................................................................................................

KESAN-KESAN MENDALAM DITULIS ANAK-ANAK "SANGGAR KREATIF" ANAK BUKIT HIJAU
SETELAH PENTAS
DI MAGELANG


Kesanku waktu pentas di Magelang

Oleh:Yulianti

Saya seneng banget bisa pentas di Magelang, karena aku tambah wawasannya dan aku pasti tambah temannya.Terus yang paling aku suka yaitu aku mempunyai mental yang bener-bener besar dan aku dibilang seperti orang tua atau nenek-nenek beneran.Karena aku dibilang seperti nenek-nenek beneran dan aku punya mental, jadi aku pentas dengan penuh semangat dan aku menjadi yakin bahwa aku bisa.


Kesanku Waktu Pentas di Magelang

Oleh:Zumarwanto (cah nakal)

Aku sangat senang sekali saat aku ikut pentas di Magelang. Karena di sana ternyata sangat menyenangkan dan mengasyikan. Apalagi waktu dalam perjalanan berangkatnya kami semua kehujanan. Tapi sangat asyik kok dan aku gembira waktu itu. Setelah sampai di sana ternyata acaranya sudah dimulai. Dalam acara itu ada pertunjukan jatilan. Kami semua langsung menonton terlebih dahulu. Tidak lama kemudian aku merasa lapar, aku langsung membeli makanan apa adanya. Lalu aku makan sambil menonton pertunjukan yang lain. Setelah itu kami semua langsung persiapan untuk pentas. Dan acara pentas dimilai jam 18.00 WIB. Tapi sebelumnya kami makan-makan terlebih dahulu.

Didalam pentas aku sangat terkejut karena setelah rombongan ABH keluar, atau masuk panggung semua orang tertawa. Apalagi waktu ninung melucuti pakaianku. Sebenarnya aku sangat kaget waktu itu. Dan setelah selesai pentas kami semua langsung siap-siap untuk pulang. Dan Alhamdulillah dalam perjalanan pulang kami semua selamat sampai tujuan. Aku sangat lega karena sudah sampai rumah.


Pentas seni di Padepokan Seni Tjipta Boedaja

Oleh: Dwi Jananto (Ninung / Pemeran anak cengeng)

Pada tanggal 24 januari 2008, tepatnya hari Kamis. Saya dan kawan-kawan grup Anak Bukit Hijau yang dipimpin mas Tugiman mengikuti pentas seni yang diadakan Rumah Pelangi di Tutup Ngisor, Muntilan.

Momen ini merupakan penampilan pertamaku dalam bermain teater bersama Anak Bukit Hijau. Peristiwa ini memberi kesan yang pada mulanya saya grogi dikarenakan melihat kesenian-kesenian yang ditampilkan pada sore hari itu begitu bagus.

Setelah tiba giliran kami tampil sebagai pembuka acara dan melihat sarana pentas yang lengkap mendorong kelompok kami tampil dengan percaya diri dan saya merasa puas tampil dengan tanpa beban .



NADIF di Magelang

Oleh:Muhamad Nadif Silqi

Waktu itu saya kebasahan sedikit karena berjalan kesana kesini, Setelah itu disuruh makan rasanya nikmat. Setelah itu menonton bule. Setelah itu pentas habis Ngisak rasanya dingin sekali waktu naik panggung yang tertutup korden yang besar sekali.

Terus di tarik pelan-pelan terus di mulai langsung melihat korep menari terus menari sore-sore padang mbulan. Yang menari Nurul, Bowo, Kentung, Zuanti. Setelah itu saya menari sama kentung, Eno. Setelahnya menari ada yang mendukung semua yang disana, setelah selesai kami pulang rumah dan tidur selesai.


…………………………………………………………………………………………………...

SANGGAR KREATIF” ANAK BUKIT HIJAU

Kampung Ngijo, Dusun Banyakan III, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul,

YOGYAKARTA – INDONESIA, 55792


CONTAK PERSON:
TUGIMAN

Telp: (0274) 7863649

blog: anakbukithijau.blogspot.com
Email: anakngijo@yahoo.co.id